foto by, Panji Sahri
Adapun tujuan dari prosesi adat nyongkolan ini yaitu sebagai sarana untuk memperkenalkan pengantin terhadap masyarakat sekitar yang berada di lingkungan mempelai wanita supaya tidak menimbulkan fitnah dan orang orang atau masyarakat sekitar mengetahui bahwa mempelai wanita sudah sah menurut agama dan adat.
Dalam pergelaran adat nyongkolan ini, sebagian dari peserta membawa benda dan beberapa hasil sawah maupun kebun seperti sayur sayuran , buah buahan , dan hasil bumi lainnya yang akan di serahkan atau di bagikan kepada masyarakat atau kerabat yang berada di lingkungan mempelai wanita.
Sejarah
Di kutip dari kampungmedia.com
Nyongkolan merupakan gabungan dua buah kata dari bahasa sasak yaitu songkol yang berarti
jaman dahulu Begawe Nyongkolan akan dikemas dalam suatu pesta hajatan yang sangat meriah dan di sebut "Begawe Beleq" yang tidak sedikit mengeluarkan biaya. Dalam acara Begawe Beleq baik pihak laki-laki dan perempuan masing-masing akan mempersiapkan segala sesuatu untuk prosesi acara nyongkolan tersebut. Maka disini letak kemeriahan dari acara tersebut, para tamu undangan akan di undang dua atau tiga hari sebelum hari H tersebut, untuk melakukan kegiatan memasakan nasi dan lauk pauk serta membikin jajanan pesta. Untuk menghibur para tamu yang bekerja biasanyanya pemilik hajatan (Epen Gawe-pen) akan menyewa kesenian-kesenian tradisional khas Sasak seperti Gendang Beleq, Drama, Joget (sinden-pen) dan sebagainya. Pada perjalanan acara ini akan terdapat tradisi-tradisi kecil lagi yang di jalankan seperti Bisoq Beras yang diiringi oleh alat musik tradisional acara Bisoq Beras merupakan tradisi pavorit para Terune Dedare karena disini mereka bisa bercengkerama dan saling rayu, dan acara bikin Ares.
Adat istiadat suku sasak dalam penyelenggaraan acara begawe atau syukuran pengantin tidak terlepaskan dari budaya nyongkolan yang hingga saat ini terus di lestarikan oleh masyarakat suku sasak lombok.
No comments:
Post a Comment