Ritual Adat Rebo Buntung Masyarakat Suku Sasak Lombok Nusa Tnggara Barat

Bokline. Ritul adat rebo buntung yang di laksanakan oleh masyarakat suku sasak yang berada di daerah pringgabaya lombok timur selalu di peringati setiap tahunnya dan merupakan sebuah ritual ada yang di percaya sebagai sebuah cara atau prosesi ucapan sukur terhadap tuhan yang maha kuasa, untuk menolak bala,  dan sebagai  mediasi keharmonisan antara manusia dengan alam sekitar.
Rebo buntung atau bahasa indonesianya " Hari Rabu Untung," di laksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat suku sasak di pantai tanjung menangis kecamatan pringgabaya lombok timur.
di samping sebagai media untuk mengucap syukur terhadap tuhan yang maha kuasa , ritual adat rebo buntung ini juga memiliki pesan tersendiri ketika di laksanakan yaitu, untuk persahabatan antara manusia dan alam yang di wariskan turun temurun sejak zaman dahulu.

Rangkain ritual adat
adapun rangkain ritual adat rebo buntung yang berangsung di pesisir pantai tanjung menangis lombok timur ini di mulai sejak pagi hari pada hari rabu buntung menurut penanggalan suku sasak. ribuan masyarakat  tua maupun muda , laki dan perampuan bahkan anak anak sudah berkumpul di pesisir pantai dengan membawa bekal makanan untuk mengikuti prosesi ritual rebo buntung dan pelepasan sesajen ke laut.
Dalam tradisi turun temurun rebo buntung masyarakat di Kecamatan Pringgabaya, yang bertepatan pada hari Rabu terakhir bulan Safar di yakini merupakan hari di mana Tuhan yang maha kuasa akan menurunkan bencana, penyakit dan bencana alam sebagai ujian bagi manusia dan mahluk ciptaannya di bumi.

Adapun istilah yang di gunakan dari perayaan rebo buntung seperti di kutip dari “Sopok maliq budaya saq mula jati,ta bait lengan kisah para nabi”  Merupakan alunan lirik lagu  ketika berada dalam puncak acara yang di iringi oleh riuh music tradisional khas suku sasak
Adapun perayaan rebo buntung di lakukan setiap tahunnya bertempat di kecamatan priggabaya lombok timur.